Said bin Amir Ra adalah gubernur Hims pada masa khalifah Umar bin Khatab ra. Penduduk Hims mengajukan beberapa keluhan tentang dirinya dan menuntut agar di copot dari jabatannya. Umar ra telah di karuniai Allah kearifan yang luar biasa, sehingga pandangannya terhadap ciri dan pengertian sifat alamiyah seseorang sangat tajam. Hal ini telah beribu kali dan selalu tepat. Umar terkejut mendengar keluhan -  keluhan itu, sebab iya telah mengangkatnya dengan segala pertimbangan Sa’id adalah orang yang paling memenuhi syarat untuk jabatan gubernur, sehingga Umar ra berkata dalam munajatnya, “Ya Allah! Jangan tarik kemampuan atas ketajaman dan pengetahuan gerak hati atas sifat dasar manusia. Karena jika aku tercabut dari sifat ini, aku takut mungkin akan menyerahkan semua urusan kekhalifahanku kepada orang-orang tidak layak!” Kemudian khalifah memanggil Sa’id ra dan para pengadunya. Setelah mereka menghadap di istana, Umar meminta mereka menceritakan keluhan-keluhan mereka. Keluhan mereka adalah : Bahwa gubernur mereka selalu keluar terlambat dari rumahnya pada pagi hari, dan ia selalu berlibur sehari setiap bulannya. Atas hal itu, Umar ra. Meminta para pengadu agar menghadapi gubernur meraka dan menyatakan keluhan mereka satu persatu, dan gubernur itu akan di suruh menjawabnya satu persatu.

Mereka berkata, bahwa ia keluar terlambat  dari rumahnya pada pagi hari. Sa’id menjelaskan,:
- “Aku dan istri tinggal sendiri. Tiada orang lain yang akan membantu pekerjaan rumah tanggaku, makan ku kerjakan persiapan roti untuk sekeluarga. Setelah siap, kami makan bersama, lalu berwudhu dan keluar rumah.
“Umar ra menyuruh para pengadu mengatakan keluhan berikutnya, Mereka berkata, bahwa gubernur tidak bersedia menemui mereka pada malam hari, Sa’id menjelaskan :
-“Sesungguhnya aku tidak akan mengatakan keadaan yang sebenarnya. Telah kusediakan waktu siangku untuk makhluk-makhluk Allah, dan mencurahkan seluruh waktu malamku untuk beribadah kepada Khalik, Aku bangun dan beribadah kepada Allah sepanjang malam.
Mereka berkata “ bahwa gubernur mereka seringng libur sehari setiap bulannya”.Ketika harus menjelaskan nya Sa’id berkata,”Aku tidak memiliki pelayan dan aku harus berhenti bekerja selama sehari dalam sebulan untuk mencuci pakaianku pada pagi hari dan setelah kering disore hari, aku pakai lagi dan keluar rumah

                Mendengar ini Umar menundukkan kepalanya dan bersyukur kepada Allah karena telah melindunginya dari kesalahan dalam menggunakan kemampuannya memilih dan mengarahkan oran-orang untuk menghormati dan hak gubernur mereka dan bersyukur kepada Allah karena mempercayakan urusan-urusan mereka kepada orang yang sangat sholeh. Ketika mereka telah pergi, Umar ra. Menghadiahi Sa’id seribu dinar untuk keperluannya. Ketika menerima uang itu istrinya berkata,”Segala puji bagi Allah yan telah mengadakan begitu banyak untuk keperluan  kita. Kita dapat menggaji seorang pelayan dengan uang ini, juga untuk keperluan lainnya.”Said ra berkata “Banyak sekali fakir miskin yang tinggal di kota ini, yang memiliki kebutuhan lebih besar atas uang ini. Aku berpendapat agar uang ini kita bagikan diantara mereka.” Istrinya dengan gembira menyetujui usul tersebut, dan mereka pun membagikan sebagian besar uang itu kepada fakir miskin dan anak-anak yatim. Kemudian Sa’id  berkata kepada istrinya, “Simpanlah olehmu sisanya sedikit demi sedikit  untuk keperluanmu.” Istrinya mengusulkan agaria menggaji pembantu yang data membantu pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, tetapi Sa’id ra. Berkata, “Tidak, segera akan banyak orang datang kepadamu dan membutuhkan uang ini lebih dari pada kita.” (Asyuur)