Nabi Adam as adalah manusia pertama yang diciptakan Allah
dari tanah. Diriwayatkan nabi Adam diciptakan Allah pada hari Jumat. Beliau
adalah nenek moyang semua manusia, maka disebutlah manusia saat ini dengan Bani
Adam karena manusia adalah anak-anak cucu Adam dan Hawa. Penciptaan nabi Adam
as disebutkan dalam firman Allah:
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam ) dari tanah liat kering (
yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” (QS Al – Hijr 15:26)
Adam as diciptakan oleh Allah Swt untuk menunjukkan
kekuasaan Allah secara nyata kepada seluruh makhluknya. Allah memberitahukan
kepada seluruh makhluk, malaikat dan jin pada saat itu bahwa Allah akan
menciptakan seseorang manusia di bumi yang terus menerus melanjutkan keturunan
dari generasi ke generasi
” Dan ketika
Tuhan mu berfirman kepada para Malaikat : Sesungguhnya aku akan menciptakan
seorang khalifah di muka bumi ( QS. al-Baqarah 2:30).
Malaikat pun heran mendengarnya dan yang mengejutkan pula
adalah karena manusia suka mengumbar hawa nafsunya. Dalam pengetahuan malaikat,
sebagaimana sifat alamiah manusia, mereka suka merusak dan menumpahkan darah:
” Mereka
berkata: Mengapa engkau akan menjadikan khalifah di muka bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah padahal kami
senantiasa berbakti dengan memujiMu dan menyucikanMu” Allah berfirman:
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui” (QS. Al- Baqarah
2:30)
Maka diciptakanlah nabi Adam sebagai seorang manusia
pertama. Malaikat dan jin dikumpulkan untuk menyaksikan kehebatan manusia. Maka
diajarkan kepada Adam semua nama-nama alam seluruhnya, baik jenisnya, sifatnya
maupun geraknya, lalu diperhatikan kepada para malaikan.
” Dan dia
telah mengajarkan Adam nama-nama ( benda) seluruhnya, dan mengemukakaknnya
kepada malaikat lalu berfirman: ” Beritahukanlah padaKu nama benda-benda itu,
jika kalian memang makhluk yang benar” (QS al- Baqarah 2:31)
Mereka pun
akhirnya sadar bahwa Allah mempunyai rahasiNya sendiri untuk menciptakan
khalifah di muka bumi. Sesungguhnya karena kemampuan manusia itulah mereka
layak menjadi khalifah di bumi sementara bagi mereka yang merusak dan
menumpahkan darah maka tidak layaklah bagi mereka menjadi khalifah. Para
malaikat akhirnya bersimpuh dan mengatakan
” Maha suci
engkau sesungguhnya tiadalah ilmu pengetahuan di sisi Kami selain yang engkau
telah ajarkan kepada kami sesungguhnya Engkau maha mengetahui lagi maha
bijaksana (QS al-Baqarah 2:32)
Kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat untuk
bersujud kepada Adam as;
“Dan ketkia
kami berfirman kepada para malaikat: bersujudlah kalian kepada Adam, maka
mereka semua bersujud kecuali Iblis, ia menolak dan menyombngkan diri dan
akhirnya ia termasuk golongan yang kafir (QS al-Baqaeah 2:34)
Iblis menolak perintah Allah karena ia menyombongkan
dirinya yang diciptakan Allah dari api, ia merasa bahwa tidak pantas baginya
untuk bersujud kepada Adam, dalam benaknya justru Adam yang harus bersujud
kepadanya. Ia menolak untuk memberikan penghormatan kepada manusia. Allah kemudian
berfirman
“Allah
berfirman : “Hai Iblis mengapa engkau tidak ikut sujud bersama mereka yang
sujud?”. Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang
telah Engkau ciptakan dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk”. Allah berfirman: “Keluarlah engkau darinya (surga) karena
sesungguhnya engkau terkutuk”. Dan sesungguhnya atasmu laknat sampai hari
Kiamat” (QS. al-Hijr 15:32-35).
Kesombongan iblis itu telah membuat Allah murka kepadanya dan mengusirnya dari surga dan sejak saat itu, jin tidak boleh tinggil di surga. Sehingga itu betapa dendamnya Iblis karena dirinya telah terusir dari surga akibat Adam. Dendam ini terus dikobarkannya kepada umat manusia yang merupakan cucu-cucu Adam, sampai hari Kiamat. Iblis mencari-cari cara untuk membuat adam keluar dari surga seperti dirinya.
Kesombongan iblis itu telah membuat Allah murka kepadanya dan mengusirnya dari surga dan sejak saat itu, jin tidak boleh tinggil di surga. Sehingga itu betapa dendamnya Iblis karena dirinya telah terusir dari surga akibat Adam. Dendam ini terus dikobarkannya kepada umat manusia yang merupakan cucu-cucu Adam, sampai hari Kiamat. Iblis mencari-cari cara untuk membuat adam keluar dari surga seperti dirinya.
Adam as tinggal di surga yang penuh dengan kenikmatan.
Terdapat segala yang diinginkan dan tak terkata oleh kita kenikmatannya, karena
tiada yang dapat disesuaikan dengan kenikmatan dunia ini. Betambah dendamlah
hati Iblis kepada manusia, sementara ia terusir dari kenikmatan itu sebaliknya
manusia malah memperoleh kenikmatan itu. Lama kelamaan, sebagaimana layaknya
manusia, muncul juga rasa kesepian Nabi Adam dengan kenikmatan yang begitu
sempurna. Ia merasakan betapapun, ia membutuhkan seorang pendamping untuk
diajaknya bertatakrama, seorang kawan untuk diajaknya berbicara dan
berjalan-jalan disekeliling surga. Maka Allah menciptakan seorang manusia dari
lawan jenisnya, Hawa, nenek dari seluruh manusia, untuk menjadi kawan dalam suka
dan dukanya. Betapa bahagianya Adam as ketika ia bangun dari tidurnya ia
mendapatkan Hawa sebagai pendampingnya
” kemudian
Kami berfirman: “Wahai Adam tinggallah engkau di surga bersama istrimu dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu
kehendaki” (QS. Al-Baqarah 2:35).
Adam dan Hawa menikmati pemberian Allah yang besar itu
dengan penuh kebahagiaan. Hanya satu hal yang menjadi larangan bagi mereka
berdua seperti difirmankan Allah:
” Dan
janganlah kalian (berdua) mendekati pohon ini. Yang menyebabkan kalian termasuk
orang-orang yang zalim” (QS. Al-Baqarah 2:35).
Allah memberikan larangan itu guna menguji nabi Adam dan
istrinya agar dapat menahan nafsunya, supaya mereka selamat dari kerusakan dan
tetap berada di surga. Nabi Adam dan Istrinya taat kepada perintah Allah dan
menjauhkan larangan dari Allah agar tidak mendekati pohon ini. Namun Iblis
terus menggoda mereka untuk mendekati pohon itu, Iblis menginginkan mereka terjerembab
dalam dosa dan terusir dari surga seperti dirinya.
Hanya itulah satu-satunya celah untuk menggoda Adam dan
Hawa agar termakan oleh bujuk rayunya. Satu kali, dua kali, tidak berhasil jua
usaha iblis menggoda mereka. Sampai akhirnya, tibalah Iblis dengan bujuk
rayunya yang penghabisan dengan memutarbalikkan kebenaran dengan kesesatan dan
kesesatan dengan kebenaran Allah menceritakan:
“Maka syetan
membisikkan pikiran jahat kepada keduanya, untuk menampakkan kepada keduanya
apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya, dan syetan berkata: “Tuhan kalian
tidak melarang kalian berdua mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian
berdua tidak menjadi malaikat atau menjadi orang yang kekal (di dalam surga)”.
Dan dia (syetan) bersumpah kepada keduanya “Sesungguhnya saya termasuk orang
yang memberi nasehat kepada kalian berdua” (QS. Al-Araf 7 : 20-21).
Pada mulanya, tidak sedikitpun Adam tergiur dengan rayuan
syetan ini, kalau saja seandainya Hawa yang menjadi pendampingnya tidak
mengajaknya untuk sekali saja mencoba buah pohon yang dilarang Tuhan itu.
Namun, sekeras apapun hati manusia, akan lunak juga pada hati wanita, iapun tak
kuasa lagi menahan ajakan Hawa yang terus-menerus mengajaknya untuk mencoba
buah pohon itu.
Dan mereka tidak hanya mendekati pobon yang dilarang
Allah kepada mereka, tetapi bahkan mereka terus memakan buah pohon yang
menggiurkan manusia jika melihatnya. Ketika mereka telah memakannya, terbukalah
pakaian mereka, terlihat aurat kemaluan mereka. Surga yang hilang telah membayang
di mata mereka dan murka Tuhan sungguh mereka takutkan. Mereka menutupi aurat
mereka dengan daun surga, malu dengan keadaannya.
“Berkata
keduanya: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika
Engkau tidak mengampuni kami dan tidak memberi rahmat kepada kami sungguh kami
termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi” (QS. al-Araf 7:23)
Melihat itu sadarlah mereka atas apa yang telah mereka
perbuat dan menyesali peristiwa itu. Namun kesadaran mereka telah terlambat,
sesal kemudian tiada berguna. Hukum Allah tetap berlaku bagi mereka.
” Maka syetan
telah menggelincirkan mereka berdua dari surga itu, dan dikeluarkan dari
keadaan semula, dan Kami berfirman: “Turunlah kalian!, sebagian kalian dengan
sebagian lainnya menjadi musuh bagi yang lain dan bagi kalian ada tempat
kediaman diatas bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” (QS.
al-Baqarah 2:36)
Terusirlah mereka berdua dari surga akibat perbuatan
mereka. Seandainya saja larangan Allah itu dipatuhi, niscaya mereka akan tetap
mendapatkan rahmat Allah yang sangat besar. Dan dari situlah manusia menyadari
bahwa mereka pada kesesatan. Dan satu-satunya jalan yang dapat menyelamatkan
mereka dari siksa Allah adalah mengikuti petunjuk Allah sebaik-baiknya.
“Kemudian
Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya lalu Dia mengampuninya,
sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha penyayang” (QS. al-Baqarah
2:37)
Malang tak dapat ditolak, merekapun akhirnya diturunkan
ke bumi. Akhirnya mereka diusir dari surga dan diturunkan ke dunia. Kepada
mereka telah dituliskan ketetapan, rizqi dan ajal mereka. Dan akan terjadi
dengan pasti bahwa sebagian manusia dengan sebagian lainnya akan bermusuhan.
Kemudian nabi Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, berupa petunjuk
agar mereka selamat dari kesesatan.Bersambung
Sumber :http://informasiana.com/kisah-perjalanan-nabi-adam-as-dan-hawa/
2 Comments
Subhanallah...nice bunda ayu inspirasinya.
ReplyDeletetengkiyuu uniiii:-)
ReplyDelete