Part 1Mus’ab bin Umair adalah satu diantara para sahabat Nabi Muhammad Salawllahualaihiwasalam. Sungguh indah perjalanan hidup beliau.
                Dia seorang remaja Quraisy paling menonjol, paling tampan, dan paling bersemangat. Para penulis sejarah menyebutkan beliau sebagai “Pemuda mekkah yang menjadi sanjungan bagi semua orang”. Mua’sb bin Umair   adalah seorang bangsawan Quraisy dia lahir dan di besarkan dengan limpahan kenikmatan. Bisajadi tidak ada seorang pemuda Mekkah pun yang dimanjakan oleh kedua orangtuanya seperti yang di dapatkan oleh Mus’ab bin Umair. Kaum muslimin biasa menyebutnya “Mush’ab Al Khair (yang baik).

                Anak muda yang tampan, tajir dan hidup berkecukupan ini mendengar berita tentang Nabi Muhammad Salawllahualaihiwasalam beserta dakwahnya yang dikenal jujur menyatakan bahwa dirinya adalah utusan Allah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Diantara berita yang di dengarnya adalah Rasulullah bersama pengikutnya biasa berkumpul disuatu tempat yang jauh dari ganguan orang-orang Quraisy. Yaitu di bukut Shafa, dirumah Arqam bin Abul Arqam untuk bertemu dengan para shahabatnya, mengajarkan ayat-ayat Al Qur’an. Pemuda itu segera mengambil keputusan. Dan pada waktu senja dia bergegas kerumah Arqam bin Abul Arqam.
                Mush’ab bin Umair masuk dan duduk disudut ruangan. Dan disinilah perubahan akah hidupnya dmulai.Ayat – ayat Al qur’an bergema dari bibir Rasulullah, mengalir dari hati, membus ketelinga dan marasuk kedalam hati. Pemuda itu terpesona dan terlena oleh ayat-ayat Al quran yang di lantunkan.
                Rasulullah mendekatinya, mengusap dada Mush’ab dengan penuh kasih sayang, setelah itu hanya dalam waktu yang sangat singkat. Pemuda yang telah masuk Islam ini berubah menjadi pemuda yang arif dan bijaksana.Mush’ab segera mengambil keputusan untuk merahasiakan keislamannya sampai Allah memberikan keputusan yang terbaik. Beliau selalu datang kerumah Arqam bin Abul Arqam untuk menghadiri majelis Rasulullah. Dia bahagia dengan keislamannya. Bahkan rela menerima kemarahan jika nanti sang ibunda tahu mengenai keislamannya.Sementara Ibunda nya sendiri bernama Khunas bin Malik memiliki kepribadian kuat. Keturunan bangsawan dan wanita yang di segani bahkan di takuti.
                Tetapi di kota Mekkah tiada rahasia yang tersembunyi. Mata – mata kaum Quraisy selalu berkeliaran dimana-mana mengintai setiap gerak – gerik dan langkah. Akhirnya berita keislama Mush’ab sampai juga ketangan ibunya.
                Mushab pun telah berani menunjukkan keislaman di hadapan ibu, kerabat serta pembesar kota mekkah, dia membacakan Ayat – ayat Al Qur’an dengan hati mantap. Mengisi nya dengan hikmah dan kemuliaan. Ketika sang ibu hendak membungkam mulut putranya dengan tamparan keras, tiba -  tiba tangan yang bergerak cepat itu jatuh terkualai, saat melihat cahaya yan berseri di wajah putranya. Karena rasa keibuan, beliau batal menampar putranya. Sang ibundapun mulai memikirkan cara lain untuk member pelajaran kepada putranya karena dianggap telah ingkar kepada tuhan – tuhan sesembahan. Akhrinya Mush’ab disekap di satu kamar, di kunci rapat dari luar.
                Untuk beberapa lama, Mush’ab terkurung dalam ruangan itu, hingga dia mendengar bahawa beberapa sahabat Rasulullah hijrah ke Habasyah. Kesempatan itu tidak disia –sia kan olehnya. Dengan mengatur seditik strategi, dia berhasil mengecoh ibu dan para penjaganya dan berhasil mengkuti rombongan untuk hijrah ke negeri Habasyah. Kemudia tinggal bersama saudara sesame muhajirin dan kembali lagi ke Mekkah.
                Selanjutnya atas titah Rasulullah Mushab bin Umair kembali hijrah ke Habasyah untuk kedua kalinya. Setelah hijrah pertama ini keimana Mush’ab semakin mantap. Dan hidup mengikuti pola hidup Rasulullah Salaullahualaihiwasalam serta makin yakin jika seluruh kehidupannya akan di infakkan ke Jalan Allah Subhanawatala.
                Mush’ab meninggalkan semua kemewahan dan kesenangan yang pernah di alaminya dan memilih hidup miskin dan kekurangan. Pemuda ganteng dan parlente itu, kini hanya menggenakan pakaian yang sangat kasar, sehari makan dan beberapa hari rela menahan lapar. Akidah yang kuat telah mengubah dirinya menjadi seorang manusia lain. Manusia yang di hormati dan penuh wibawa.
                Pada suatu hari dia menghampiri kaum muslimin yang sedang duduk disekeliling Rasulullah. Melihat penampilah Mush’ab mereka menundukkan pandangan, bahkan ada yang menangis. Mereka melihat Mush’ab memakai jubah usang yang bertambal-tambal. Padahal masih segar dalam inatan mereka bagaimana penampilannya sebelum masuk Islam. Pakainya ibarat bunga di taman yang menebar aroma wewangian.
                Adapun Rasulullah, beliau menatapnya dengan pandangan penuh arti dsertai rasa syukur dalam hati. Kedua bibir beliau tersenyum bahagia dan bersabda “Dahulu tiada yang menandingi Mush’ab dalam mendapatkan kesenangan dari orangtuanya, lalu semua itu di tinggalkan demi cintanya kepada Allah dan Rasul Nya
                Semenjak sang ibunda merasa putus asa untuk mengembalikan putra nya kepada berhala sesembahannya, dia menghentikan segala pemberian yang biasa di berikan kepada Mush’ab. Bahkan tidak mengizinkan makanannya di makan oleh orang – orang yang mengingkari berhala itu. Meskipun orang itu adalah anaknya sendiri.
****
                Sekarang Mush’ab di pilih oleh Rasulullah sebagai utusan kemadinah guna mengajarkan agama Islam kepada orang – orang Anshar yang telah beriman dan berbai’at kepada Rasulullah di Bukit Aqabah sebanyak 12 orang. Juga untuk mengajak penduduk madinah yang belum memeluk islam untuk masuk Islam dan mempersiapkan Kota Madinah menyambut kedatangan Hijrah Rasulullah Salaullahualaihiwasalam.
                Mush’ab memikul amanah itu dengan kecerdasan dan akhlak mulia. Dengan sifat zuhud dan kejujuran serta keikhlasan, beliau berhasil memikat hati penduduk Madinah sehingga berduyun-duyun masuk Islam.
                Di Madinah, Mush’ab tinggal sebagai tamu di rumah As’ad bin Zurarah. Dengan di damping As’ad, Mush’ab pergi ke kabilah-kabilah, rumah – rumah untuk mendakwahkan Islam membacakan  Ayat – Ayat Al Qur’an dan menyampaikan “Bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah selain Allah” dengan sangat hati – hati.
                Suatu hari ketika sedan berdakwah di tengah  tengah suku Abdul Asyhal, tiba – tiba Usaid bin Hudhair, sang kepala suku muncul dan menghunuskan tombak. Usaid muncul dengan kemarahan yang membuncah. Marah kepada Mush’ab yang telah berani mengajak orang – orang untuk meninggalkan tuhan mereka. Seketika itu juga kaum muslimin merasa ketakutan, tetapi tidak bagi Mush’ab. Usiad yang saat itu seakan hendak menerkam, mendekati Mush’ab dan As’ad bin Zurarah. Dengan kasar Usaid berkata “Apa maksud kalian mendatangi kabilah kami??”apa ingin membodohi kami?jika tidak ingin nyawa kalian melayang, maka tinggalkan tempat ini”!! ancam Usaid
                Lalu Mush’ab pun berbicara dengan tenang dengan ketulusan hati,maka keluarlah kata- kata yang menyejukkan “Mengapa anda tidak duduk dan mendengarkan terlebih dahulu?jika anda tertarik, anda dapat menerimanya. Dan jika anda tidak suka, maka kami akan menghentikan apa yan anda tidak sukai.”

                *Bersambung